Sabtu, 07 April 2012

Artis-artis yang ’’Menjual Diri’’


Meski belum mendaftarkan perceraian secara resmi di Pengadilan Agama, Titi DJ dan Noviar Rachmansyah (Ovy) mengumumkan perpisahan mereka sebagai suami-istri.
Tentu saja hal itu membuat penasaran banyak kalangan, terutama pekerja infotainment. Tapi keduanya sepakat, tak mengumbar persoalan perpisahan mereka ke publik lewat sembarang media massa. Mereka hanya mau mengungkapkannya lewat official media coordinator yang mereka pilih. Dan itu situs kapanlagi.com.

Ya, situs tersebut diberi hak eksklusif soal perpisahan mereka dengan alasan ’’kepercayaan dan pertemanan’’. Setidaknya itu yang tertulis pada status akun Twitter Titi.
Tentu saja, mereka punya hak untuk itu. Tapi pengumuman perceraian yang kurang biasa di negeri kita, khususnya di kalangan selebiritis, membuahkan spekulasi bahwa Titi dan Ovy sengaja mengomersialisasikan perceraiannya. Isu pun menguat dengan embusan angin tak sedap menerpa pelantun ’’Bahasa Kalbu’’ itu. ’’Bayangkan, hak eksklusif berita seputar perceraian mereka itu hanya seharga di bawah Rp 10 juta,’’ ungkap sebuah sumber.

Meski tak terdengar heboh, ini bukan kali pertama artis Indonesia menjual hak ekslusifnya. Mike Lewis dan Tamara Bleszynski tahun lalu menjual foto-foto eksklusif pernikahan diam-diam mereka di Villa Bayuh Sabbha, Uluwatu, Jimbaran, Bali . Pembelinya juga situs kapanlagi.com dengan nilai sepuluh kali lipat lebih. Hanya saja, uang itu tak masuk ke kantung pemeran dalam film Air Terjun Pengantin. Uang hasil penjualan hak siar itu disumbangkan ke Yayasan Maria Monique Lastwish untuk kepentingan kemanusiaan. 
Begitu pula foto-foto saat Wulan Guritno melahirkan London Abigail Dimitri dari rahimnya tahun lalu. Hak eksklusif penyiarannya ditukar dengan uang Rp 100 juta pada situs yang sama. ’’Semoga bisa menjadi contoh buat (artis) yang lain,’’ begitu ungkapnya.

***

TENTU saja ada harga yang harus ditebus demi sebuah eksklusivitas. Jika di Indonesia hanya bernilai seratusan juta, lain halnya dengan pesohor mancanegara yang menjual hak siar eksklusifnya senilai miliaran rupiah. Mungkin saja nilai ini dianggap sebanding dengan harga foto-foto hasil ’’curian’’ yang dijual paparazzi hingga mereka memasang harga selangit. Atau bisa saja angka itu dianggap sepadan dengan artis yang bersangkutan.

Bisnis jual beli hak eksklusif di luar negeri memang bukan hal baru. Media besar sering dan sengaja mencari gambar eksklusif dari selebritis papan atas yang sering diburu penggemarnya. Mereka rela membayar mahal.

Majalah Hello!, misalnya, berani membayar foto Knox dan Vivienne, bayi kembar pasangan Angelina Jolie dan Brad Pitt hingga Rp 121 miliar lebih untuk hak publikasi 19 lembar foto Jolie bersama mereka.  Nilai ini jelas bikin Brangelina ketagihan dan mematok harga Rp 34 miliar lebih untuk foto anak kandung pertamanya, Shiloh Nouvel. Media Getty Images bukannya rugi, melainkan meraup untung besar. Media berlomba-lomba menjadi yang pertama untuk memperlihatkan wajah bayi para selebritis Hollywood. Jadi wajar saja jika mereka memasang tarif mahal, daripada terus-terusan menjadi incaran paparazzi.

J-Lo dan Marc Anthony ketularan ’’menjual’’ bayi kembarnya ke media dengan menyerahkan hak eksklusif foto Max dan Emme kepada majalah People.  Harganya Rp 51 miliar untuk 12 halaman foto kedua bayi yang dijepret di kawasan Long Island, Amerika Serikat itu. Untuk cover, People juga menawar foto-foto bayi kembar penyanyi Celine Dion dengan Rene Angelil  seharga 150 ribu dolar AS.

Mariah Carey pun tak mau ketinggalan. Foto anak kembarnya Moroccan dan Monroe Scott dihargai 200 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,9 miliar per foto. ’’Mariah dan Nick memilih untuk melakukan yang benar daripada pergi ke penawar tertinggi,’’ kata sumber seperti dikutip kolom gosip New York Post. Tak kalah heboh, daya pikat ’’keanehan’’ atas kehamilannya Thomas Beatie, pria transgender yang melahirkan bayi perempuan laku 500 ribu poundsterling atau sekitar Rp 9,1miliar.

***

ITU sungguh angka-angka yang fantastis. Tidak hanya foto bayi mungil yang laris manis, potret pernikahan pun dihargai tinggi. Pasangan terpanas Hollywood Demi Moore dan Ashton Kutcher meraup hampir Rp 26 miliar untuk penjualan foto hitam-putih pernikahan kepada majalah OK!. Tapi mereka sungguh berbaik hati dengan menyumbangkan uang hasil penjualan foto kepada korban bencana Katrina and Rita. Untuk korban korban gempa yang menewaskan puluhan ribu orang di Haiti, Scarlett Johansson rela ’’menjual diri’’ lewat eBay kepada pria yang bersedia berkencan dengan tawaran awal 510 dolar AS. Majalah itu pun rela mengeluarkan kocek tebal hingga Rp 17 miliar untuk menebus foto pernikahan selebritis Eva Longoria dan pebasket Tony Parker di Paris.

Banyak celah bagi selebritis untuk mempertebal kocek mereka, apalagi saat saku menipis. Lihat saja, Lindsay Lohan yang gemar menjual foto untuk menutupi kebutuhan. Foto saat menjalani rehabilitasi di   Betty Ford Center dihargai tinggi oleh Majalah OK!. Penghasilan hingga 40 ribu dolar AS atau sekitar 350 juta seminggu dengan mudah didapat. Bahkan para paparazzi berani membeli dengan harga Rp 900 juta.

Tentunya memupuk uang dengan cara menjual hak pribadi tidak berlaku bagi semua pesohor yang hidupnya tak jauh dari sensasi dan kontroversi. Demi menjaga privasi, Witherspoon dan Jim Toth tetap kekeuh menolak tawaran 1 juta dolar AS untuk hak memublikasikan foto pernikahan mereka. Baginya, ruang pribadi menjadi nomor satu dibandingkan materi. Setidaknya itu juga menjadi prinsip Meryl Streep yang terang-terangan mengecam pasangan Hollywood yang tega menjual foto bayi mereka  demi uang.

’’Dengan alasan apa pun tak seharusnya orang tua menjual foto anak mereka kepada media. Anak-anak itu sebenarnya telah kehilangan hak privasi. Tak pantas ditiru,’’ ucapnya seperti dikutip contactmusic.com.

Jual beli eksklusivitas bukanlah monopoli selebritis. Lihat saja bagaimana kota London menghargai foto eksklusif kantor pusat BBC London yang sudah 50 tahun menjadi ikon kota tersebut. Angkanya  tidak main-main. Bahkan BBC ’’memaksimalkan nilai’’ hingga 300 juta poundsterling untuk pembayaran biaya lisens.

Ya, uang memang bukan segalanya. Tapi di dunia hiburan segalanya bisa jadi uang. Sejumlah selebritis tentunya melakukan langkah itu dengan berbagai alasan. Tapi alangkah mulianya jika imbalan yang berujung kertas berharga itu tidak mengorbankan segalanya. Noni Arnee

 http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/14/156076/Artis-artis-yang-Menjual-Diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar