Meski belum mendaftarkan perceraian secara resmi di Pengadilan Agama, Titi
DJ dan Noviar Rachmansyah (Ovy) mengumumkan perpisahan mereka sebagai
suami-istri.
Tentu saja hal itu membuat penasaran banyak kalangan, terutama
pekerja infotainment. Tapi keduanya sepakat, tak mengumbar persoalan perpisahan
mereka ke publik lewat sembarang media massa .
Mereka hanya mau mengungkapkannya lewat official media coordinator yang mereka
pilih. Dan itu situs kapanlagi.com.
Ya, situs tersebut diberi hak eksklusif soal perpisahan mereka dengan alasan
’’kepercayaan dan pertemanan’’. Setidaknya itu yang tertulis pada status akun
Twitter Titi.
Tentu saja, mereka punya hak untuk itu. Tapi pengumuman perceraian yang
kurang biasa di negeri kita, khususnya di kalangan selebiritis, membuahkan
spekulasi bahwa Titi dan Ovy sengaja mengomersialisasikan perceraiannya. Isu
pun menguat dengan embusan angin tak sedap menerpa pelantun ’’Bahasa Kalbu’’
itu. ’’Bayangkan, hak eksklusif berita seputar perceraian mereka itu hanya
seharga di bawah Rp 10 juta,’’ ungkap sebuah sumber.
Meski tak terdengar heboh, ini bukan kali pertama artis Indonesia menjual hak ekslusifnya.
Mike Lewis dan Tamara Bleszynski tahun lalu menjual foto-foto eksklusif
pernikahan diam-diam mereka di Villa Bayuh Sabbha, Uluwatu, Jimbaran, Bali . Pembelinya juga situs kapanlagi.com dengan nilai
sepuluh kali lipat lebih. Hanya saja, uang itu tak masuk ke kantung pemeran
dalam film Air Terjun Pengantin. Uang hasil penjualan hak siar itu disumbangkan
ke Yayasan Maria Monique Lastwish untuk kepentingan kemanusiaan.
Begitu pula foto-foto saat Wulan Guritno melahirkan London Abigail Dimitri
dari rahimnya tahun lalu. Hak eksklusif penyiarannya ditukar dengan uang Rp 100
juta pada situs yang sama. ’’Semoga bisa menjadi contoh buat (artis) yang
lain,’’ begitu ungkapnya.
***
TENTU saja ada harga yang harus ditebus demi sebuah eksklusivitas.
Jika di Indonesia hanya bernilai seratusan juta, lain halnya dengan pesohor
mancanegara yang menjual hak siar eksklusifnya senilai miliaran rupiah. Mungkin
saja nilai ini dianggap sebanding dengan harga foto-foto hasil ’’curian’’ yang
dijual paparazzi hingga mereka memasang harga selangit. Atau bisa saja angka
itu dianggap sepadan dengan artis yang bersangkutan.
Bisnis jual beli hak eksklusif di luar negeri memang bukan hal baru. Media
besar sering dan sengaja mencari gambar eksklusif dari selebritis papan atas
yang sering diburu penggemarnya. Mereka rela membayar mahal.
Majalah Hello!, misalnya, berani membayar foto Knox dan Vivienne, bayi
kembar pasangan Angelina Jolie dan Brad Pitt hingga Rp 121 miliar lebih untuk
hak publikasi 19 lembar foto Jolie bersama mereka. Nilai ini jelas bikin
Brangelina ketagihan dan mematok harga Rp 34 miliar lebih untuk foto anak
kandung pertamanya, Shiloh Nouvel. Media Getty Images bukannya rugi, melainkan
meraup untung besar. Media berlomba-lomba menjadi yang pertama untuk
memperlihatkan wajah bayi para selebritis Hollywood .
Jadi wajar saja jika mereka memasang tarif mahal, daripada terus-terusan
menjadi incaran paparazzi.
J-Lo dan Marc Anthony ketularan ’’menjual’’ bayi kembarnya ke media dengan
menyerahkan hak eksklusif foto Max dan Emme kepada majalah People.
Harganya Rp 51 miliar untuk 12 halaman foto kedua bayi yang dijepret di kawasan
Long Island , Amerika Serikat itu. Untuk cover,
People juga menawar foto-foto bayi kembar penyanyi Celine Dion dengan Rene
Angelil seharga 150 ribu dolar AS.
Mariah Carey pun tak mau ketinggalan. Foto anak kembarnya Moroccan dan
Monroe Scott dihargai 200 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,9 miliar per foto.
’’Mariah dan Nick memilih untuk melakukan yang benar daripada pergi ke penawar
tertinggi,’’ kata sumber seperti dikutip kolom gosip New York Post. Tak kalah heboh, daya pikat
’’keanehan’’ atas kehamilannya Thomas Beatie, pria transgender yang melahirkan
bayi perempuan laku 500 ribu poundsterling atau sekitar Rp 9,1miliar.
***
ITU sungguh angka-angka yang fantastis. Tidak hanya foto bayi mungil
yang laris manis, potret pernikahan pun dihargai tinggi. Pasangan terpanas
Hollywood Demi Moore dan Ashton Kutcher meraup hampir Rp 26 miliar untuk
penjualan foto hitam-putih pernikahan kepada majalah OK!. Tapi mereka sungguh
berbaik hati dengan menyumbangkan uang hasil penjualan foto kepada korban
bencana Katrina and Rita. Untuk korban korban gempa yang menewaskan puluhan
ribu orang di Haiti, Scarlett Johansson rela ’’menjual diri’’ lewat eBay kepada
pria yang bersedia berkencan dengan tawaran awal 510 dolar AS. Majalah itu pun
rela mengeluarkan kocek tebal hingga Rp 17 miliar untuk menebus foto pernikahan
selebritis Eva Longoria dan pebasket Tony Parker di Paris.
Banyak celah bagi selebritis untuk mempertebal kocek mereka, apalagi saat
saku menipis. Lihat saja, Lindsay Lohan yang gemar menjual foto untuk menutupi
kebutuhan. Foto saat menjalani rehabilitasi di Betty Ford Center dihargai tinggi oleh Majalah OK!.
Penghasilan hingga 40 ribu dolar AS atau sekitar 350 juta seminggu dengan mudah
didapat. Bahkan para paparazzi berani membeli dengan harga Rp 900 juta.
Tentunya memupuk uang dengan cara menjual hak pribadi tidak berlaku bagi
semua pesohor yang hidupnya tak jauh dari sensasi dan kontroversi. Demi menjaga
privasi, Witherspoon dan Jim Toth tetap kekeuh menolak tawaran 1 juta dolar AS
untuk hak memublikasikan foto pernikahan mereka. Baginya, ruang pribadi menjadi
nomor satu dibandingkan materi. Setidaknya itu juga menjadi prinsip Meryl
Streep yang terang-terangan mengecam pasangan Hollywood
yang tega menjual foto bayi mereka demi uang.
’’Dengan alasan apa pun tak seharusnya orang tua menjual foto anak mereka
kepada media. Anak-anak itu sebenarnya telah kehilangan hak privasi. Tak pantas
ditiru,’’ ucapnya seperti dikutip contactmusic.com.
Jual beli eksklusivitas bukanlah monopoli selebritis. Lihat saja bagaimana kota London menghargai foto
eksklusif kantor pusat BBC London yang sudah 50 tahun menjadi ikon kota tersebut.
Angkanya tidak main-main. Bahkan BBC ’’memaksimalkan nilai’’ hingga 300
juta poundsterling untuk pembayaran biaya lisens.
Ya, uang memang bukan segalanya. Tapi di dunia hiburan segalanya bisa jadi
uang. Sejumlah selebritis tentunya melakukan langkah itu dengan berbagai
alasan. Tapi alangkah mulianya jika imbalan yang berujung kertas berharga itu
tidak mengorbankan segalanya. Noni Arnee
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/14/156076/Artis-artis-yang-Menjual-Diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar